Kepercayan sebagian besar manusia akan keberadaan alam gaib dan roh telah berlangsung sejak lama, keyakinan ini juga dikuatkan lagi oleh berbagai budaya serta agama yang ada dan diwariskan secara turun temurun. Apakah dunia gaib benar adanya, atau hanya keyakinan manusia semata karena mewarisi kepercayaan masa lampau? Kesurupan merupakan salah satu bentuk argumentasi dari keberadaan dunia lain tersebut. Atau mungkin keyakinan terhadap dunia metafisika telah membentuk ruang tersendiri dalam psikologis manusia sehingga akhirnya fenomena tersebut benar-benar menjadi nyata bagi yang mempercayainya.
Tanda keberadaan mahluk halus dikenali dalam beberapa kejadian, seperti tangisan bayi, lolongan anjing, bulu kuduk yang tiba-tiba merinding dan yang paling meyakinkan adalah fenomena kesurupan. Bagi mereka yang kritis, kejadian-kejadian tersebut tentulah akan dipertanyakan kembali kebenarannya. Bayi yang menangis apakah benar karena melihat mahluk halus atau karena tubuhnya merasa kurang sehat atau sedang lapar? Anjing yang melolong apakah karena merasakan keberadaan roh jahat atau sekedar mengkomunikasikan keberadaannya kepada anjing lainnya? Begitupun mengenai orang yang kesurupan, sebenarnya apa yang sedang terjadi pada mereka?
Tekanan hidup dapat berpengaruh sangat buruk terhadap mental seseorang. Sebagai pelarian atas permasalahan hidup tersebut, biasanya seseorang dapat terjerumus menjadi pengguna narkoba dan minuman keras. Efek penggunaan narkoba akan merusak area hippocampus dan amygdala di otak yang merupakan pusat memori dan kesadaran serta menyebabkan paranoid. Jika kita perhatikan, antara efek penggunaan narkoba, kegilaan dan kesurupan memiliki ciri yang hampir serupa dan ketiganya sama-sama berlatar belakang gangguan mental atas permasalahan hidup.
Kesurupan memiliki kemiripan dengan gejala Delusi dan Histeria. Orang yang sedang kesurupan, hampir tidak ada bedanya dengan penderita skizofernia, mereka tidak sadar bahwa sedang mengalami delusi. Delusi sendiri dapat diartikan sebagai ekspresi kepercayaan yang bersifat ilusi yang dimunculkan dalam tingkah kehidupan nyata. Perkataan dan ekspresi yang dikeluarkan oleh penderita delusi terlihat begitu nyata, sehingga orang lain akan mempercayai dengan apa yang diucapkan oleh si penderita.
Gejala lainnya yang memiliki kemiripan antara kesurupan dan masalah psikologis adalah keperibadian ganda. Orang-orang yang kesurupan biasanya menampilkan pencitraan pribadi yang berbeda dengan kesehariannya. Seperti berbicara dengan suara yang berbeda, bertingkahlaku seperti orang lain, bahkan terkadang dijumpai kasus orang yang sedang kesurupan dapat berbicara dalam bahasa asing, padahal menurut kesaksian orang terdekat, dia tidak pernah belajar bahasa tersebut. Bukan hanya bertingkah seperti orang lain yang dapat menggunakan bahasa asing, kasus-kasus kesurupan juga biasa ditemukan si penderita yang bertingkah laku seperti hewan dan mahluk gaib seperti setan dan siluman.
Jika diperhatikan melalui perspektif sejarah, kasus kesurupan memiliki tahapan dalam tiap masanya. Semakin hari kasus-kasus kesurupan semakin beragam, mengikuti perkembangan zaman. Beberapa orang menganggap bahwa fenomena kesurupan terkait kultur dan sangat berhubungan dengan budaya serta kepercayaan masyarakat lokal setempat. Karena itulah tiap agama dan bangsa memiliki pola kesurupan yang berbeda dan pola penanganan yang berbeda pula.
Karena semakin baiknya sarana media informasi dan komunikasi yang ada, otak manusia modern telah begitu banyak merekam berbagai informasi dan peristiwa yang tersusun dalam folder-folder memori alam bawah sadarnya. Apa yang terjadi pada masyarakat barat, diketahui juga oleh orang-orang yang ada di bagian timur, begitupun sebaliknya. Hal ini tidak menutup kemungkinan kasus kesurupan tidak lagi bersifat kultural, karena budaya-budaya yang ada pada manusia telah saling mengontaminasi. Jangan heran jika dikemudian hari ditemui kasus Poltergeist terjadi di Indonesia, atau orang Amerika yang kerasukan Kuda Lumping. Bahkan seorang ateispun tidak menutup kemungkinan dapat kesurupan karena berbagai informasi tentang dunia supranatural sudah terekam di dalam memori bawah sadar, yang ketika terpicu oleh tekanan mental maka kesadarannya akan diambil alih oleh pikiran bawah sadar atau dalam psikologi dikenal dengan istilah Ego State.
Meskipun pengetahuan manusia masih mengalami kebuntuan akan misteri yang dialami seputar fenomena kesurupan seperti Poltergeist dan kemampuan berbicara bahasa asing atau kemampuan-kemampuan di luar nalar lainnya, yang seolah-olah meyakinkan bahwa kesurupan merupakan tindakan yang dilakukan oleh mahluk lain yang menguasai tubuh manusia, tetapi kita juga jangan lupa kasus seperti itu sebenarnya biasa kita saksikan pada pertunjukan ilusionis. Bukan hanya orang kesurupan yang dapat melayang di udara, Ilusionis David Copperfield dan Chris Angle juga dapat melakukan tidakan serupa, yakni melayang di udara, bahkan memotong tubuhnya sendiri, hanya saja dikarenakan pengetahuan kita yang sangat awam maka kejadian tersebut terkesan diluar nalar. Sebenarnya kemampuan otak manusia amatlah besar, para ahli percaya saat ini hanya 10% saja kemampuan dari otak yang berhasil kita gunakan, yang jika dapat kita pergunakan secara maksimal, tidak menutup kemungkinan semua misteri yang bersifat metafisika dapat menjadi lebih realistis dan terlihat logis di mata kita.
Selain dikarenakan faktor-faktor diatas, sebagian kasus kesurupan juga diyakini sebagai tindakan rekayasa dan penipuan, sama palsunya dengan peroses penyembuhan orang yang kesurupan itu sendiri. Kasus kesurupan masal yang biasa terjadi di Indonesia contohnya: siswi pada suatu sekolah mendadak mengalami kesurupan masal, dipercaya karena rekayasa agar tidak terjadi peroses belajar mengajar di kelasnya. Atau kasus kesurupan masal karyawan suatu perusahaan yang dianggap disengaja agar mereka mendapatkan libur tanpa harus dipotong upah kerjanya. Meskipun belum tentu sepenuhnya tuduhan tersebut benar, bahkan beberapa psikolog beranggapan bahwa kesurupan masal diakibatkan karena sugesti yang mempengaruhi orang-orang yang sedang dalam kondisi mental lemah dan berada di sekitar individu yang pertama kali mengalami kesurupan tersebut. Tetapi tidak tertutup kemungkinan banyaknya kasus kesurupan yang terjadi saat ini menimbulkan sikap skeptis pada sebagian orang yang akhirnya beranggapan bahwa kejadian tersebut sebagai bentuk rekayasa.
Sampai saat ini kasus-kasus kesurupan masih berada pada tataran luar nalar manusia dan masih harus digali lagi secara lebih mendalam misteri yang tersembunyi dibalik fenomena tersebut. Apakah kesurupan merupakan kasus psikologi atau spiritual, atau bahkan sekedar rekayasa, anda sendiri yang dapat memberikan penilaian serta kesimpulan dalam menyikapinya. Yang jelas, kesimpulan yang dihasilkan haruslah bermanfaat untuk anda secara pribadi.
Terdapat berbagai jenis kesurupan yang ada, seperti kesurupan yang diakibatkan oleh roh jahat atau setan, dirasuki oleh leluhur yang sudah tiada, kerasukan tokoh atau siluman sakti. Bahkan jenis kesurupan yang paling baru diyakini disebabkan oleh mahluk asing atau yang kita kenal sebagai alien.
Belum ada tanggapan untuk "Kerasukan Gangguan Psikologi atau Murni Metafisika"
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog MimpiArie
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang komentar yang berbau pornografi dan perjudian
-Dilarang komentar yang mengandung unsur SARA.